Asal usul Pulau Komodo
Komodo
adalah hewan asli Kepulauan Flores, Nusa Tenggara. Pulau yang paling
banyak ditempati komodo ini diberi nama sesuai dengan nama hewan ini
saat ditemukan pada 1910, yakni Pulau Komodo (Komodo Island).
Kadal-kadal
raksasa ini termasuk hewan yang nyaris punah dengan jumlah populasi
di alam liar kurang dari 4.000 ekor. Untuk melindungi komodo, pada
1980 disepakati untuk membentuk kawasan konservasi dalam bentuk Taman
Nasional Komodo di Pulau Komodo dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
Sebaran
dan populasi komodo dalam tiga dasawarsa terakhir ini semakin menurun
dan keberadaannya semakin terancam, terutama akibat kegiatan
perburuan rusa, sebagai mangsa utamanya. Bahkan populasi di Pulau Padar
diketahui telah hilang sejak akhir 1990-an, padahal pada awal tahun
1980-an, komodo masih dapat dijumpai di sana. Perhatian dan upaya
konservasi spesies ini perlu diberikan secara khusus, karena populasi
komodo diambang kepunahan.
Bagi
sebagian penduduk di Pulau Komodo, hewan ini dianggap lebih berbahaya
terhadap manusia daripada buaya, karena kandungan bakteri pada air
liurnya yang dapat menyebabkan infeksi berat.
Biasanya,
musim kawin komodo terjadi antara Juni-Juli. Pada Agustus, komodo
betina akan menggali sarang berupa gundukan bekas sarang burung Gosong
(Megapodius reindwardt) di bukit dan sarang lubang di tanah, untuk
menyimpan telurnya yang dapat mencapai 38 butir. Telur komodo biasanya
dijaga oleh induknya, namun anak yang baru lahir pada bulan Februari
atau Maret tidak dijaga, malah sering dimakan.
Komodo
membutuhkan lima tahun untuk tumbuh sampai ukuran dua meter dan dapat
terus hidup sampai 30 tahun. Memasuki 4-5 tahun adalah masa awal
kematangan komodo secara seksual.
Belum ada tanggapan untuk " "
Posting Komentar